1 Antibiotik adalah senyawa yang dibuat dari biota hidup, di antaranya adalah jamur dan tumbuh - tumbuhan. Dalam kelompok obat, antibiotik masuk dalam antimikroba. Antibiotik ditujukan untuk membunuh penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman (bukan virus, dan bukan parasit). Jadi, antibiotik tidak untuk melawan infeksi virus, pada influenza misalnya.
2 Banyak bakteri tidak berbahaya, bahkan menguntungkan tubuh. Bakteri itu hidup normal di dalam dan di luar tubuh manusia, kecuali di dalam darah dan cairan tulang belakang. Bakteri akan mengganggu tubuh ketika jumlahnya melebihi normal yang dikarenakan kekebalan tubuh kita sedang turun. Sementara, virus adalah mikroorganisme yang ukurannya jauh lebih kecil dari bakteri. Sebagai makhluk hidup, perangkat tubuh virus juga tidak lengkap sehingga ia tidak bisa hidup secara mandiri. Virus baru bisa berkembang biak ketika ia berhasil masuk dan menggunakan sel tubuh makhluk lain sebagai tuan rumah, termasuk sel tubuh manusia. Oleh karena itu, di luar tubuh tuan rumah, virus akan segera mati. Itulah sebabnya mengapa virus dianggap bukan makhluk hidup seutuhnya sehingga virus tidak dapat dibunuh oleh antibiotik. Virus hanya bisa dibasmi oleh sistem imun atau daya tahan tubuh kita.
3 Selain flu, beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus dan tidak membutuhkan antibiotik adalah demam, seriawan, batuk biasa, bronkitis, radang tenggorokan, dan beberapa kasus infeksi telinga.
4 Terlalu sering mengonsumsi antibiotik sembarangan akan membuat kuman yang tadinya peka terhadap antibiotik menjadi tidak peka lagi. Penyebabnya, di antara kuman itu ada yang mengeluarkan enzim yang merusak antibiotik. Penyebab lainnya, kuman tersebut membentuk protein yang juga dapat menghancurkan antibiotik. Inilah yang disebut kondisi kuman kebal terhadap antibiotik. Proses terjadinya kekebalan kuman terhadap antibiotik sama seperti teori evolusi: makhluk hidup akan berusaha beradaptasi dengan lingkungannya dan berubah menjadi lebih kuat. Demikian pula dengan kuman. Sering kali kita salah paham bahwa tubuh kita yang sudah kebal, padahal yang benar adalah kuman yang ada dalam tubuh kitalah yang kebal terhadap antibiotik.
5 Kekebalan kuman terhadap antibiotik disebut-sebut sebagai salah satu masalah kesehatan yang paling mendesak di dunia. Hampir semua jenis kuman saat ini menjadi lebih kuat dan tidak responsif lagi pada antibiotik, ketika antibiotik sedang diperlukan oleh tubuh. Celakanya, kekebalan terhadap antibiotik ini dapat dengan mudah menyebar pada anggota keluarga, rekan kerja, teman, dan lingkungan terdekat. Karena, lingkungan tersebut potensial terinfeksi kuman yang sudah resisten. Dengan kata lain, resistensi ini mengancam komunitas dengan penyakit infeksi yang lebih sulit disembuhkan.
6 Antibiotik adalah obat pendamping bagi daya tahan tubuh kita. Antibiotik hanya membuat sebagian kuman lumpuh. Selanjutnya daya tahan tubuhlah yang menghabisi kuman. Maka, penggunaan antibiotik untuk infeksi kuman yang tidak terlalu berat antara 3-5 hari.
7 Antibiotik hanya boleh diberikan pada infeksi kuman atau amuba. Penyakit yang membutuhkan antibiotik, antara lain, radang paru-paru, pneumonia, tifus, TBC, infeksi saluran kemih berat, juga infeksi kulit berat. Sebagian dari penyakit ini harus dibuktikan dulu melalui tes laboratorium.
8 Antibiotik tidak dapat dibeli bebas, harus dengan resep dokter. Sebab, dokterlah yang mampu memperkirakan letak infeksi, dan seberapa berat kadar infeksi tersebut.
9 Tidak seperti obat demam yang berhenti diminum ketika demam usai, antibiotik harus dihabiskan, bahkan ketika penyakit dirasa sudah membaik. Sejak awal pemberian, dokter sudah menakar kebutuhan untuk penyembuhan penyakit. Jadi, rumor yang mengatakan bahwa sekarang ada antibiotik yang boleh tidak dihabiskan, itu tidak benar.
10 Sebaiknya tak mengonsumsi obat sisa resep sebelumnya. Ada kecenderungan, masyarakat masih mengonsumsi sisa obat ketika mengalami penyakit yang sama. Padahal, kualitas obatnya sudah tidak bisa dijamin lagi.
11 Antibiotik bisa menyebabkan gangguan alergi pada tubuh seseorang karena tubuh memang memiliki sifat bereaksi terhadap zat tertentu. Gangguan alergi terhadap antibiotik (atau jenis obat tertentu) tidak dapat dicegah dan tidak dapat hilang. Jadi, cara paling tepat adalah menghindarinya. Biasakan mencatat jenis antibiotik yang diresepkan oleh dokter, jika sewaktu-waktu Anda bereaksi mengalami alergi. Anda bisa menghindari pemberian obat yang sama di kemudian hari.
12 Terlalu banyak mengonsumsi antibiotik dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyakit baru. Kasus terbanyak adalah diare. Penyebabnya adalah terganggunya saluran cerna karena keseimbangan kuman (antara kuman baik dan kuman jahat) terganggu.
13 Sebelum ditemukan penisilin (antibiotik), setiap orang yang sakit akibat infeksi kuman, meninggal dunia. Penisilin ditemukan pada tahun 1927 oleh Alexander Flemming. Penemuan antibiotik adalah keajaiban. Namun, Flemming sendiri pernah mengatakan,”Obat ini tak akan ada artinya lagi, jika digunakan secara sembarangan.”
14 Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menyebutkan, rata-rata pasien menghabiskan 40% biaya resep untuk membeli obat antibiotik yang sebenarnya tidak diperlukan.
Penulis: Prillia Herawati[Dari femina 7 / 2011] .
0 komentar:
Posting Komentar